Momen Ramadan yang Tak Terlupakan

Bismillahirrahmanirrahim

Momen Ramadan yang Tak Terlupakan

Apa momen Ramadan yang paling berkesan untukmu?
Saya adalah manusia kenangan, saya suka mengenang segala hal yang terjadi dalam hidup saya---bahkan buku-buku tulis masa sekolah dulu masih tersimpan rapi di lemari rumah saya di Makassar, karena bagi saya setiap benda punya kenangannya masing-masing. Saat melihat benda-benda itu kenangan yang tersimpan di dalamnya juga seperti keluar memberi kegembiraan tersendiri.

Masih tentang kenangan, saya tidak tahu apa karena sekarang saya sudah bertambah tua atau karena sekarang saya adalah seroang perantau, tapi setiap momen Ramadan tiba, ada sedikit rasa sedih menghinggapi relung hati saya, sedih karena merasa rindu dengan momen Ramadan di kampung halaman saya di Makassar, rasa sedih karena sekarang sepertinya semua sudah jauh berbeda, ada kenangan yang tidak bisa digantikan dengan segala hal yang terjadi hari ini.

Vibes Ramadan Tak Pernah Hilang Masa Kita Saja yang Sudah Selesai

Ada satu Reel Instagram yang saya nonton beberapa hari yang lalu, dimana dalam reel itu terekam aktivitas anak-anak di sebuah masjid yang sedang berebut tanda tangan imam masjid untuk buku amaliah Ramadannya, sang pemilik Reel memberi caption bahwa dia sadar bahwa Vibes Ramadan itu tidak pernah hilang, tapi masa kita saja yang sudah selesai.

Kalian tahu? Saat menonton reels itu saya menangis---saya tidak bisa menahan air mata saya untuk keluar, rasanya semua kenangan masa kecil di masa Ramadan seperti keluar dan tiba-tiba harus terbang dan menghilang begitu saja.

Sudah sejauh itukah waktu membawa saya? Rasanya waktu berputar begitu cepat, hingga akhirnya "Masa" itu ternyata telah selesai begitu saja dengan membawa banyak kenangan yang mampu membuat air mata tak terbendung, Ahhh ... Rasanya saya rindu "pulang" ke masa itu, ke kota itu, ke waktu itu, ke tempat itu ... Hiks.

Momen Ramadan yang Tak Akan Pernah Terlupakan

Saat melihat keyword ini di salah satu tantangan BPN Ramadan 2024, saya seperti menyiapkan hati untuk menuliskan semua kenangan yang akan membuat air mata saya mengalir---percaya atau tidak, saat menuliskan kata demi kata saat ini, air mata saya terus berjatuhan, serindu itukah saya? Iya ... Saya si manusia kenangan yang akan selalu merindukan kenangan manis dalam hidup saya.

Momen Sahur dan Berbuka Bersama Keluarga

Sahur dan Berbuka


Yah, walau sekarang saya sudah memiliki keluarga sendiri dengan suami dan dua anak yang Masyaa Allah sangat luar biasa, tapi sebagai seorang anak saya tetap merindukan masa-masa Ramadan saya bersama mama, bapak dan adekku Imran.

Puasa Pertama Saya

Walau ingatan saya sudah amat samar, tapi saya masih ingat momen puasa pertama saya dengan sangat baik, momen dimana mama membangunkan saya untuk sahur pertama kali, lalu momen dimana saya pertama kali belajar untuk tidak makan dan minum---saat itu adalah musim hujan di penghujung bulan Desember tahun 90an akhir---tahun 1998 atau 1999 saya sudah agak lupa pastinya, saat itu saya masih anak satu-satunya dan untuk merayakan momen puasa pertama saya, bapak membelikan saya payung kecil imut berwarna kuning dengan tambahan aksen telinga boneka diatasnya, Masyaa Allah. Payung itu selalu menjadi payung yang menemani saya hingga saya kelas 3 SD.

Cara Khas Mama untuk Membangunkan Sahur

Lalu tahun-tahun setelahnya saya ingat kalau saya telah menjadi seorang kakak, tapi yang paling berkesan saat itu adalah momen ketika mama membangunkan kami sahur. Saat itu saya ingat betul bahwa mama selalu menepuk kaki saya dengan agak keras, lalu berseru kalau waktu imsan sudah dekat---padahal biasanya jam baru menunjukkan pukul 4 dini hari, heheheh. Tapi entah kenapa, saya selalu tertipu dengan perkataan mama sampai saya remaja.

Radio Tua dan Siaran RRI Makassar

Televisi baru ada di rumah kami saat saya sudah SMP---kayaknya, dan sebelum itu saat momen Ramadan, kami selalu ditemani oleh siaran RRI Makassar dari radio tua bapak. Saat momen sahur saya ingat sekali, ada siaran ceramah dari seorang ustadz yang dipanggil Pak Kyai---sayangnya saya tidak ingat nama Kyainya tapi suaranya sangat khas sekali. Setelah radio tua rusak, barulah bapak membeli TV dan akhirnya saya mengenal berbagai tontonan sahur seperti masa sekarang.

Kenangan di Setiap Subuh dan Tarawih

kenangan di setiap subuh dan tarawih

Ramadan bagi saya tidak berarti tanpa sholat subuh dan tarawih di masjid---walau saya tahu ini bukan kewajiban untuk melaksanakannya di masjid, terutama bagi wanita. Tapi bagi saya yang dididik sejak bayi untuk ke masjid, rasanya Ramadan tidak berarti tanpa melaksanakan sholat subuh dan tarawih di masjid.

Sekedar cerita, jadi seperti nama saya "Fitrah", maka bisa ditebak kalau saya lahir di bulan Ramadan---tepatnya saat waktu pengeluaran zakat fitrah di tanggal 23 Ramadan, nah ... setahun setelah itu, waktu masih menjadi bayi gemaoy, saya sudah dibawa oleh mama dan bapak untuk sholat subuh dan tarawih di masjid, hehehe.

Waktu itu belum ada popok---mungkin sudah ada tapi mama belum tahu, jadi karena belum ada popok, maka mama memakaikan saya celana dengan lapisan kain tebal yang banyak sebagai pengganti popok, karena mama begitu semangat untuk melaksanakan sholat tarawih di masjid.

Karena sejak bayi sudah diajarkan untuk merayakan Ramadan dengan sholat subuh dan tarawih di masjid, maka saya sampai hari ini, saat menjadi ibu, juga merasakan hal yang sama bahwa Ramadan tidak lengkap rasanya tanpa melaksanakan sholat subuh dan tarawih di masjid.

Berburu Tanda Tangan untuk Buku Amaliah Ramadan

Dulu, setiap menjelang Ramadan akan ada pembagian buku Amaliah Ramadan dari guru Agama Islam di sekolah. Dalam buku ini harus diisi oleh kegiatan amaliah kita selama sebulan itu, seperti puasa Ramadan, tilawah Al-Qur'an, sholat dan yang paling seru adalah jadwal tarawih beserta nama penceramah dan judul cemarah serta tanda tangan penceramahnya. 

Momen inilah yang paling seru, saling lihat contekan dari teman tentang nama penceramahnya, pasang telinga baik-baik untuk dengar nama dan judul ceramah malam itu---kadang di bikin asal-asal saja, dengar sebagaian lalu bergosip dan curhat-curhatan setelahnya, hahahah.

Adekku yang Terus Bertumbuh

Entah kenapa, setiap Ramadan saya juga selalu teringat dengan betapa adekku begitu cepat bertumbuh. Dulu, saat dia masih kecil, saat jalan ke masjid, dia masih selalu masuk ke dalam mukenah saya dan berjalan dalam pelukan saya dalam mukenah, tapi tahun-tahun berlalu dia semakin tinggi dan akhirnya sudah tidak bisa masuk dalam mukenah saya.

Adekku ini adalah laki-laki, jadi pertumbuhannya sangat pesat dan sekarang jangankan masuk dalam mukenah saya bahkan harus mendongak untuk melihat wajahnya---tingginya sekarang 180an cm dan saya hanya 150 cm, hehehe. Saya hanya sebatas bahunya sekarang, Masyaa Allah ... Adekku sayang yang bentar lagi jadi suami orang, hahahahah. 

Tarawih bareng Sahabat

Ada satu sahabat saya yang dari dulu sekali selalu menjadi teman pulang pergi saya bertarawih. Sekarang sahabat saya itu juga sudah menjadi seorang ibu dari anak perempuan yang Masyaa Allah cantik. Dia adalah tetangga yang rumahnya pas di depan rumah saya.

Saat jam tarawih tiba, dia atau saya selalu saling menjemput lalu jalan ke masjid bersama-sama. Biasanya kami mengambil tempat di teras masjid, lalu momen tarawih kami jadikan sebagai waktu untuk curhat-curhatan, hehehe. Momen tarawih bareng ini terhenti, saat saya sudah merantau ke Kabupaten Mamasa dan semakin renggang saat saya sudah menjadi seorang istri.

Masjid Al-Huda Jaman Old

Saya tahu kalau bukan cuma manusia yang berubah, bangunan juga berubah. Begitu pula dengan masjid tempat saya berlarian saat kecil---tempat mengaji dan sekaligus tempat kenangan Ramadan banyak terekam. Masjid Al-Huda yang sekarang sudah jauh berubah daripada masjid Al-Huda di masa kecil saya---bangunannya semakin luas dan megah.

Tapi entah kenapa, saat melihat masjid itu sekarang, saya seperti kehilangan masa kecil saya. Saat melihat masjid itu sekarang saya merasa "kosong". Ada banyak kenangan yang terekam di masjid itu---tapi bukan di tampilannya yang sekarang, saya rindu dengan tembok terasnya yang sering kami jadikan tempat sendal agar tidak tertukar dengan sendal orang lain, saya rindu taman kerikilnya yang sering menjadi tempat petak umpet kami, saya rindu bagian dalam masjid yang masih kecil, masih pakai kipas sebagai tempat kami untuk mengaji di sore hari.

Tapi satu yang tidak pernah berubah dari masjid itu adalah suara imam masjidnya yang selalu terdengar sama. Sepertinya ada satu rules tersendiri bagi pengurus masjid dalam mengambil seorang imam masjid di sana, yaitu punya suara dan cara mengaji yang harus sama.

Siaran TV Khas Ramadan yang Dirindukan

siaran tv khas ramadan


TV dulu adalah barang yang sangat mewah untuk keluarga kami, sejak kecil sampai SMP---kalau tidak salah, di rumah hanya ada radio tua. Dulu saya kalau mau nonton TV harus ke rumah om dan tantuku dulu, biasnya momen hari minggu baru saya ke sana dan bersama-sama menonton banyak acara kartun hari minggu.

Saat TV sudah ada di rumah kami, saya mulai dibuat penasaran dengan sinetron-sinoetron ataupun acara TV, salah satunya adalah saat momen Ramadan, ada beberapa acara TV yang sampai saat ini masih terekam jelas diingat saya.

Kiamat Sudah Dekat

kiamat sudah dekat
Sumber: Youtube Citra Sinema

Ini adalah sinetron Ramadan pertama yang membuat saya jatuh cinta, hahahah ... kisah dari Zaskia Adya Mecca dengan cara pakai jilbabnya yang khas. Tau tidak cara pakai jilbab Zaskia di sinetron ini menjadi inspirasi saya untuk berjilbab di masa SMP---jilbab yang diberi peniti di belakang sampai pipi terlihat jelas.

Para Pencari Tuhan

para pencari tuhan
Sumber: IMDb

Entah kenapa, saya selalu jatuh cinta dengan sinetron Ramadan dari Deddy Mizwar. Salah satunya Para Pencari Tuhan ini yang saya nonton setidaknya sampai tahun 2014---entah jilid keberapa itu, tapi setelah saya menjadi perantau, saya sudah tidak pernah menonton sinetron Ramadan ini. Sampai sekarang sinetron ini masih ada sampai jilid 17 kalau tidak salah, tapi saya sudah tidak mengikuti sinetron ini.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Komentar kalian sangat berarti untuk saya dan blog ini 💕