Pekan Penuh Drama

Bismillahirrahmanirrahim

Pekan Penuh Drama

Hallo ... rasanya saya sudah sangat rindu untuk kembali menuliskan sesuatu di blog ini. Total telah seminggu saya tidak memposting apa-apa. Karena ternyata di tanggal 1 Juni kemarin, qadarallah kami punya sedikit drama, berkaitan dengan kesehatan saya, hehehe. 

Mungkin postingan kali ini, akan sedikit bercerita mengenai apa yang terjadi di pekan lalu, yang akhirnya membuat saya tidak bisa menyentuh laptop untuk menulis sama sekali.

Dilarikan ke Rumah Sakit

Kamis, 1 Juni 2023. Selamat Hari Pancasila, heheheh. Sayangnya sejak subuh hari di tanggal 1 Juni itu, perut saya sudah sangat sakit, sakitnya berlanjut hingga siang hari, dan ternyata di siang hari itu saya mengalami sesuatu yang hampir membuat saya pingsan. Jadilah saat itu juga suami membawa saya ke rumah sakit, dan tau tidak? Anak-anak kami tinggal berdua di rumah, heheheh.

Qadarallah ternyata saat sampai di rumah sakit, dokter spesalis yang khusus menangani penyakit saya tidak ada, jadi kata teman yang kebetulan kerja di rumah sakit tersebut, jalan terbaik yang bisa saya tempuh adalah dengan berobat ke puskesmas saja, jadi kalau ternyata keadaan saya memburuk saya bisa lebih mudah di rujuk ke rumah sakit Kab Polewali.

Saya yang saat itu sangat kesakitan, akhirnya mengubah tujuan berobat ke puskesmas dekat rumah. Kami saat itu memakai motor, dan hampir saja saya pingsan di atas motor sangking tidak kuatnya saya menahan sakit.

Sesampai di puskesmas, saya langsung di tindaklanjuti dengan memberikan infus, tetapi lagi-lagi qadarallah karena ternyata sangat susah untuk mendapatkan pembuluh darah saya untuk dipasang infus. Jadilah saat itu saya sampai di tusuk sampai 6 kali, tapi infus itu tidak masuk-masuk. Apakah sakit? Tidak, sakit perut saya lebih sakit daripada sakitnya di tusuk saat itu.

Menginap Semalam di Puskesmas

Jadi di malam Jum'at itu, kami sekeluarga pindah kamar ke puskesmas, hehehe. Alhamdulillah, kami di berikan keleluasaan untuk membawa dua bocah kami ke dalam ruang perawatan puskesmas, kebetulan saat itu, hanya kami pasien yang ada di sana.

Satu hal yang membuat saya sangat terharu adalah, kepedulian tetangga-tetangga saya yang sangat luar biasa. Begitu mengetahui kalau saya masuk ke puskesmas mereka datang menjenguk membawakan kami makanan dan minuman, Masyaa Allah terima kasih orang-orang baik.

Malam itu saya tidak bisa tidur, karena dilanda overthinking yang amat sangat. Pikiran saya seperti biasa menjelajah ke hal-hal yang paling buruk yang bisa saja terjadi saat itu pada saya dan pada kondisi perut saya.

Saya baru bisa tidur di pukul 1 malam, dan bangun sekitar jam 3 pagi. Total tidur saya malam itu hanya 2 jam. tetapi Alhamdulillah, rasa sakit di perut saya yang tadinya sangat luar biasa, berangsur-angsur membaik. Hingga besok paginya, saya akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah--karena bagaimanapun rasanya lebih nyaman untuk menginap di rumah, mengingat dua bocah kami juga tidak terlalu nyaman tidur di puskesmas, lagi pula jarak puskesmas dan rumah hanya berjarak sekitar 300 meter, jadi kalau sesuatu terjadi kami bisa langsung meluncur ke puskesmas.

Bedrest di Rumah

Sejak pulang dari Puskesmas di tanggal 2 Juni kemarin, saya benar-benar harus bedrest di rumah, 2 hari pertama d rumah malah saya tidak banyak bergerak hanya di sekitar tempat tidur dan rebahan, sampai punggung saya rasanya ikut sakit karena terlalu banyak tidur.

Hingga akhirnya di hari ketiga saya sudah mulai berani untuk berjalan di rumah--sedikit meninggalkan tempat tidur. Dan Alhamdulillahnya perut saya juga sudah tidak sakit lagi, tapi satu hal yang menjadi pikiran saya adalah keadaan perut saya apakah baik-baik saja atau tidak?

Dirujuk ke Puskesmas Kota

Jadi sebelum lanjut bercerita, saya tinggal di sebuah desa kecil di Kabupaten Mamasa, namanya desa Malabo. Di puskesmas tempat saya tinggal, peralatannya belum lengkap dan banyak, sehingga diagnosis juga belum bisa dilakukan dengan baik. Sehingga di hari Selasa kemarin, saya akhirnya di rujuk ke Puskemas yang ada di Kota Kabupaten, yaitu Kota Mamasa. Di Puskesmas kota tersebut, peralatannya sudah agak canggih dan dokternya sudah dibekali dengan pelatihan yang baik untuk menggunakan alat tersebut.

Jadilah, suami hanya pergi kerja di jam pertama saja, setelah itu ia sibuk ke Puskesmas desa kami mengambil nomor antrian dan menjemput saya untuk di periksa di puskesmas desa, lalu berangkat ke Puskesmas kota yang jaraknya kurang lebih 8 Km dari rumah kami.

Di Puskesmas kota saya tidak lama menunggu untuk sampai di ruang poli, tetapi proses antrian di laboratorium dan bertemu dokter yang bisa mendiagnosis penyakit saya, itu yang agak lama. Saya adalah pasien terakhir hari itu. Saya baru selesai di periksa sekitar jam 1 siang, dan baru sampai kembali di rumah sekitar pukul setengah 3 sore.

Hasil Pemeriksaan

Alhamdulillah hasil pemeriksaan hari itu cukup membuat perasaan lega, walau dokter belum bisa terlalu memastikan kondisi perut saya karena harus menunggu hingga 4 minggu lagi agar bisa lebih pasti menentukan kondisi perut saya, minimal harapan untuk keadaan yang baik masih ada.

Rencananya, kami akan pulang ke Makassar di akhir bulan Juni ini, dan kami akan melakukan pemeriksaan selanjutnya di Makassar di awal bulan Juli Insyaa Allah, saat itu kondisi perut saya, Insyaa Allah sudah bisa dipastikan lebih lanjut. Semoga hasilnya memang baik-baik saja, tidak kekurangan sesuatu apapun, Aamiin. Doakan yah teman-teman yang mungkin sedang membaca tulisan saya ini.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Komentar kalian sangat berarti untuk saya dan blog ini 💕