6 Kemampuan Pondasi yang Wajib Dimiliki Anak

Bismillahirrahmanirrahim

Kemampuan Pondasi Anak

Kemampuan calistung--Baca, Tulis, Hitung, pada anak usia dini yang saat ini menjadi keharusan dan bahkan pada beberapa sekolah dasar di ibukota menjadi syarat wajib masuk SD dengan memberikan tes calistung saat penerimaan siswa baru sekolah dasar,  menjadi topik yang hangat baik di kalangan praktisi pendidikan maupun di kalangan orang tua murid.

Beberapa bulan ini kementrian pendidikan--kemdikbud sedang gencar memberikan edukasi dan pengarahan mengenai penghapusan tes masuk calistung dalam penerimaan siswa SD. Tapi beberapa orang tua merasa galau mengingat pelajaran untuk kelas 1 pada kurikulum 2013 memang sudah mengharuskan anak untuk setidaknya memahami sebuah bacaan ringan--itu terlihat dari buku tema siswa kelas 1.

Padahal hak utama seorang anak adalah bermain, anak usia dini belum selayaknya diberikan beban yang begitu besar untuk bisa memahami baca, tulis, hitung, mengingat kemampuan otaknya juga belum sepenuhnya mampu menyerap hal konkret tersebut. Memberikan stimulasi boleh saja, tetapi untuk menjadi ke"harus"an saat memasuki jenjang sekolah dasar layaknya harus dipikirkan kembali.

Kemampuan Pondasi Pada Anak Usia Dini

Sebelum menuntut anak usia dini untuk dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu menyiapkan anak-anak kita agar siap berinteraksi dan berkarya dengan membangun enam aspek kemampuan pondasi yang harus anak miliki agar menjadi bekal untuk anak-anak kita agar mereka siap untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Sudah menjadi hak seorang anak untuk  mendapatkan fase pondasi yang baik sehingga mereka mempunyai kematangan sosial, emosinal kemampuan literasi dan numerasi latar serta kemampuan dasar lainnya sehingga mereka siap menjadi pembelajar yang baik di sekolah kelak.

Kemampuan pondasi ini sangat berkaitan dengan pengalaman lingkungan dan budaya bagi seorang anak dengan tetap memperhatikan setiap hak anak terutama hak belajar sambil bermain. Membangun kemampuan pondasi ini merupakan bentuk pengenalan pertama anak terhadap nilai-nilai baik yang akan menjadi ponadasi karakter anak kelak.

Adapun 6 kemampuan pondasi anak usia dini tersebut adalah:

Mengenal Nilai Agama dan Budi Pekerti

Untuk membantu anak dalam mengenal agama dan budi pekerti bisa kita stimulasi dengan pengenalan konsep Tuhan Yang Maha Esa dan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama masing-masing dan membantu anak agar dapat menjalin pertemanan dengan teman-teman sebayanya baik yang memiliki agama yang sama maupun dengan teman yang berbeda agama.

Keterampilan Sosial dan Bahasa

Kita dapat mentimulasi kemampuan sosial dan bahasa anak dengan memberikan contoh dalam mengucapkan kalimat tolong, terima kasih dan maaf saat berinteraksi dengan anak, serta penempatan dari masing-masing kata tersebut.

Kematangan Emosi

Untuk mentimulasi kematangan emosi anak kita dapat mengajarkannya tentang toleransi dalam menunggu dan membantu anak dalam mempertahankan perhatian penuh saat mengikuti kegiatan di dalam kelas--kemampuan mengikuti kegiatan kelas ini dapat kita lihat saat anak sedang mengikuti kegiatan di sekolahnya.

Pemaknaan Terhadap Belajar Positif

Beberapa hal yang menjadi tanda bahwa anak telah memiliki kesan positf terhadap proses belajar adalah senangnya anak untuk datang kesekolah, anak juga tidak pantang menyerah dan mau mencoba kembali setiap kesalahan yang ia kerjakan, serta anak telah menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Keterampilan Motorik dan Perawatan Diri

Kita bisa mentimuliasi anak agar mereka mampu mengelolah barangf-barangnya sendiri untuk dibawa kesekolah--dengan mengetahui barang miliknya dan mebereskannya sendiri, serta mampu menjaga kebersihan dirinya sendiri.

Kematangan Kognitif untuk Mengikuti Kegiatan Pembelajaran

Anak yang telah memiliki kematangan kognitif ditandai dengan kemampuan menyimak dan menyampaikan gagasan dengan baik, anak juga mampu menyadari hubungan antara angka dengan huruf serta kata dan bilangan, anak juga telah mampu menghitung jumlah benda serta memahami konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, hari ini, besok, lama, sebentar, pagi, siang dan malam)

Penutup

Itulah 6 kemampuan pondasi yang harus dimiliki anak yang dalam pengembangannya harus di stimulasi oleh orang tua, guru PAUD dan guru kelas bawah di sekolah dasar. Jadi biarkan anak berkembang sesuai dengan jalannya dengan tetap memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan kemampuan yang anak miliki--khusunya dalam pengembangan enam kemampuan dasar ini.

Kemampuan membaca, menulis dan berhitung bukan merupakan kemampuan yang essensial harus dimiliki anak usia dini, sebab saat anak telah memiliki kemampuan dasar yang baik, Inysaa Allah anak juga telah siap menjadi pembelajar sepanjang hayat yang otomatis akan meningkatkan kemampuan calistungnya. Secara usia perkembangan kemampuan calistung baru dikuasi anak di usia sekitar 7 tahuanan. Jadi nikmati waktumu wahai orang tua, jangan teralalu menekan anak untuk bisa membaca dan menulis sebelum anak kita siao dengan kemampuan dasarnya.



Referensi:

Kemdikbudristek RI. 2022. Penguatan Transisi PAUD - SD. Kemdikbudristek RI

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Komentar kalian sangat berarti untuk saya dan blog ini 💕