Urgensi Penggerak Pendidikan Keluarga

Bismillahirrahmanirrahim

Urgensi Penggerak Pendidikan Keluarga

Hari Rabu, tanggal 15 Maret 2023 kemarin, alhamdulillah saya menjadi salah satu dari ribuan relawan penggerak keluarga--RANGKUL yang mengikuti orientasi secara daring oleh yayasan Keluarga Kita. Orientasi RANGKUL diadakan mulai dari jam 14.00 WITA hingga pukul 17.00 WITA. 

Kegiatan orientasi ini diawali dengan pembukaan dan pengenalan mengenai RANGKUL kepada tunas RANGKUL--sebutan kepada orang-orang yang diorientasi hari itu, termasuk saya, lalu dijelaskan pula mengenai tugas kami sebagai tunas RANGKUL kedepan. Jadi intinya sebagai tunas RANGKUL kami berperan sebagai pembawa pesan-pesan menganai pendidikan keluarga ke lingkungan kami, kepada keluarga-keluarga yang ada di sekitar kami.

Beruntungnya saya karena salah satu pengisi materi adalah Kak Najeela Shihab, beliau membawakan materi tentang "Urgensi Penggerak Pendidikan Keluarga". Materi yang kak Elaa bawakan merupakan salah satu materi favorite saya di kegiatan orientasi ini. Materinya menyadarkan kita betapa pentingnya pendidikan keluarga di Indonesia, betapa pentingnya kita mulai bergerak untuk peningkatan kualitas pendidikan keluarga.

Gawat Darurat Pendidikan Indonesia

Ada tiga indikator kegawat daruratan pendidikan Indonesia menurut Kak Elaa

1. Akses terbatas di berbagai daerah

Bukan rahasia lagi kalau akses pendidikan di berbagai daerah di Indonesia belum sepenuhnya merata. Sebagai contoh di daerah tempat tinggal saya, di tempat saya mengajar sebagai guru sekolah dasar, saya akui bahwa akses pendidikan yang kami terima masih sangat terbatas. Jika ingin dibandingkan dengan sekolah yang ada di kota maka sekolah tempat saya mengajar masih sangat ketinggalan dari segi akses pendidikan.

2. Kualitas belajar dan mengajar rendah

Yup ... dari segi kualitas pendidikan yang masih sangat rendah, baik itu kulaitas belajar anak didik maupun kulaitas mengajar dari gurunya. Tetapi sebagai seorang guru saya berupaya yang terbaik untuk meningkatkan kualitas diri saya, sehingga saya berharap dengan begitu saya pun bisa meningkatkan kualitas mengajar saya dengan baik. Dapat menjadi fasilitator terbaik untuk anak didik saya dalam mengambil ilmu sebanyak-banyaknya.

3. Kesetaraan belum didapat setiap anak

Nilai-nilai kesetaraan belum didapat oleh setiap anak di Indonesia, kesetaraan ini meliputi pemenuhan hak anak, perlindungan khusus pada anak--baik kepada anak perempuan maupun kepada anak lelaki, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, didampingi dalam mengakses informasi, diberi ruang dalam menyampaikan pendapat dan teraakhir diasuh dengan penuh kasih sayang.

Realitas Pendidikan Anak di Indonesia

Masih menurut data yang disajikan oleh Ka Elaa di orientasi tunas RANGKUL pada tanggal 15 Maret 2023 kemarin. Ada data mencengan yang dipaparkan oleh Ka Elaa yaitu:

13.307.317 anak di Indonesia tidak bersekolah

Banyangkan ada lebih dari TIGA BELAS JUTA anak Indonesia yang tidak mampu mendapatkan pendidikan yang katanya wajib hingga 9 tahun ini. Data yang sangat miris--saat mendengar hal ini di paparkan oleh Kak Elaa rasanya saya tidak percaya karena selama ini saya yakin bahwa pendidikan sudah dimiliki oleh semua anak dengan adanya pendidikan wajib 9 tahun ini, yang beberapa tahun silan di gelakkan oleh pemerintah. Ternyata masih ada lebih dari 13 juta anak yang belum mengakses pendidikan. Sungguh Pe-Er besar untuk dunia pendidikan Indonesia.

56% anak Indonesia tidak siap bekerja

Lebih dari setengah anak Indonesia ternyata belum siap untuk masuk kedunia kerja. Pendidikan yang kita lakukan ternyata tidak mampu membuat anak-anak kita menjadi siap untuk memasuki dunia profesioan--dunia kerja. Hal ini tentu saja menjadi Pe-Er besar selanjutnya bagi dunia pendidikan Indonesia.

60% perusahaan kesulitan mendapatkan tenaga profesional

Yups ... masih berhubungan dengan data diatas. Karena lebih dari setengah penerus bangsa Indonesia tidak siap dengan dunia kerja, maka hal ini juga berimpas dari perusahaan-perusahaan yang tidak bisa dan kesulitan untuk mendapatkan tenaga profesional, maka tidak heran jika akhirnya perusahaan ini keluar mencari tenaga profesional asing. Entah salahnya dimana, apakah karena sistem pendidikan Indonesia yang selama ini hanya menjejalkan materi kepada anak didik, sehingga anak-anak ini tidak siap memasuki dunia kerja dan tidak bisa menjadi profesional dibidangnya, entahlah.

Alokasi dana pendidikan di Indonesia 7X lebih rendah dibanding anak dari negara lain

Alokasi dana pendidikan di Indonesia sebenarnya cukup besar, menurut data yang saya dapatkan 20% dari APBN dialokasikan ke pendidikan. Tetapi mengapa hal ini masih sangat rendah dibanding negara lain? Hal ini disebabkan oleh luasnya daerah Indonesia, banyaknya jumlah anak di Indonesia sehingga jika dikalkulasi maka dana pendidikan untuk setiap anak di Indonesia sangatlah rendah dibanding dana pendidikan di berbagai negara. Bahkan ada beberapa negara maju dengan kulaitas pendidikan yang sangat baik, mampu memberikan tunjangan pendidikan hingga puluhan juta kepada anak-anak di negara mereka.

Penutup

Materinya sebenarnya tidak sampai disini, masih banyak data yang dipaparkan oleh Kak Ela yang kesemuanya adalah "daging" dan tentunya ingin saya bagi kepada teman-teman yang sedang membaca artikel ini, tetapi ada baiknya jika saya membaginya menjadi beberapa bagian sehingga menjadi lebih mudah dipahami dan tidak melelahkan untuk dibaca, hehehe.

Dari paparan diatas tentang gawat darurat pendidikan Indonesia dan paparan realitas pendidikan anak di Indonesia sekarang ini dapat kita pahami bahwa Indonesia masih punya banyak Pe-Er terkait pendidikan ini yang harus diurai dan diselesaikan satu per satu. Tetapi tentunya pemerintah tidak bisa berjalan dan berjuang sendirian tanpa dukungan dari masyarakatnya, dan satuan yang paling penting untuk melakukan hal ini adalah dimulai dari lingkup KELUARGA. 

Maka perbaiki pendidikan dalam keluarga kita, berdoa banyak-banyak untuk anak-anak kita, anak-anak dilingkungan tempat tinggal kita, untuk saya pribadi berdoa untuk anak-anak didik saya. Insyaa Allah kita semua bisa menghasilkan anak-anak yang berkualitas yang bisa menjadi penerus bangsa yang terbaik, Aamiin.

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Komentar kalian sangat berarti untuk saya dan blog ini 💕